Tim favorit dalam Piala Konfederasi, Tahiti, kini kembali menjadi sorotan. Namun ini bukanlah hal yang spektakuler. Dari kejayaan menjadi aib, nama baik tim ini terseret skandal penyalahgunaan obat yang mengkhawatirkan.
Kontroversi ini muncul ketika salah seorang pemainnya teridentifikasi positif atas penyalahgunaan suatu zat. Ini terjadi ketika dilakukan kontrol tes doping yang diadakan pada akhir pertandingan Piala Konfederasi di Recife pada 23 Juni 2013 lalu.
Akibatnya, pemain tersebut dikenakan penangguhan selama 30 hari. Tindakan pendisiplinan juga akan dilakukan untuk menginvestigasi masalah ini lebih lanjut. Dan pemain sepakbola yang tak disebutkan namanya tersebut akan diundang untuk menghadiri diskusi tersebut.
FIFA telah menginformasikan hal ini kepada Tahitian Football Association pada 31 Juli lalu. Dan untuk pemain tersebut, ia diberikan waktu hingga 8 Agustus untuk memberikan konfirmasi apakah ia ingin hadir dan terlibat dalam diskusi tersebut atau tidak. Apapun keputusan pemain tersebut nanti, FIFA akan tetap meminta Tahiti untuk memberikan pernyataan yang dilengkapi dengan dokumen dan bukti yang diperlukan.
Insiden doping ini bukanlah yang pertama kalinya terjadi. Sebelumnya, pemain tengah asal Peru, Joel Sanchez juga dikenakan penangguhan selama 2 tahun setelah hasil tesnya positif mengandung methylhexaneamine dalam pertandingan kualifikasi melawan Bolivia pada Oktober lalu.
Minggu lalu, dikonfirmasikan bahwa ada satu pemain lagi dari Jamaika yang tidak lolos tes doping yang diadakan pada pertandingan kualifikasi melawan Honduras pada Juni lalu.
Sesuatu dengan ketentuan FIFA mengenai Anti-Doping, setelah penyalahgunaan tersebut terbukti, barulah FIFA akan mengumumkan nama si pelanggar, zat yang disalahgunakan dan sanksi yang dikenakan.
Meskipun menjadi tim amatir dan tim kecil dalam Piala Konfederasi, Tahiti memang berhasil mencuri hati para khalayak. Tim ini lebih dicintai lagi ketika Jonathan Tehau mencetak gol pertama untuk negaranya.
No comments:
Post a Comment